Kamis, 25 Agustus 2011

Tersenyumlah..

Tertawa yang wajar itu seperti "balsam" bagi kegalauan dan "salep" bagi kesedihan. Pengaruhnya sangat kuat sekali untuk membuat jiwa dan hati berbahagia. Dan Rasulullah SAW sendiri sesekali tertawa hingga tampak gerahamnya. Begitulah orang-orang yang berakal dan mengerti tentang penyakit jiwa serta pengobatnya.
Tertawa merupakan puncak kegembiraan, titik tertinggi keceriaan dan ujung rasa suka cita. Namun, demikian itu merupakan tertawa yang tidak berlebihan. Seperti kata pepatah "Janganlah engkau banyak tertawa, sebab banyak tertawa itu mematikan hati." Tapi, tertawalah sewajarnya sebagaimana pepatah mengatakan "Senyummu di depan saudaramu adalah sedekah."
Menurut orang Arab, orang yang murah senyum dan selalu tampak ceria itu merupakan pertanda kelapangan dada, kedermawaan sifat, kemurahan hati, kewibawaan perangai, dan ketanggapan pikiran."Wajah berseri tanda suka memberi, dan tentu bersuka cita saat dipinta. Dalam kitab 'Harim', Zuher bersyair, kau melihatnya senantiasa gembira saat kau datang, seolah engkau memberinya apa yang engkau minta padanya".
Ahmad Amin menjelaskan, "Orang yang murah senyum dalam menjalani hidup ini, bukan saja orang yang paling mampu membahagiakan diri sendiri tetapi juga orang yang paling mampu berbuat, orang yang paling sanggup memikul tanggung jawab, orang yang paling tangguh menghadapi kesulitan dan memecahkan persoalan serta orang yang paling dapat menciptakan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain".
Senyuman tak akan ada harganya jika tidak terbit dari hati yang tulus dan tabiat dasar seorang manusia. Orang yang selalu bermuram durja dan pekat jiwanya tak akan pernah melihat keindahan dunia ini sedikitpun. Ia juga tak akan mampu melihat hakikat atau kebenaran dikarenakan kekotoran hatinya. Tidak ada yang membuat jiwa dan wajah menjafi demikian muram selain keputusasaan. Maka, jika Anda menginginkan senyuman, tersenyumlah terlebih dahulu dan perangilah keputusasaan.
Sebaik-baik tujuan hidup adalah berusaha menjadi sumber kebaikan bagi masyarakat sesuai dengan kemampuannya, mengarahkannya agar senantiasa menjadi matahari yang memancarkan cahaya, kasih sayang dan kebaikan.
Kesulitan-kesulitan dalam kehidupan ini merupakan perkara yang nisbi. Yakni, segala sesuatu akan terasa sulit bagi jiwa yang kerdil, tapi bagi jiwa yang besar tidak ada istilah kesulitan besar. Jiw yang besar akan semakin besar karena mampu mengatasi kesulitan-kesulitan itu. Sementara jiwa yang kecil akan semakin sakit, karena selalu menghindardari kesulitan itu..



Rabu, 24 Agustus 2011

Cinta yang Agung...

CINTA yang AGUNG
adalah ketika kamu menitikkan air mata dan MASIH peduli terhadapnya…
adalah ketika dia tidak memperdulikanmu dan kamu MASIH menunggunya dengan setia…
adalah ketika dia mulai mencintai orang lain dan kamu MASIH bisa tersenyum sembari berkata, ‘Aku turut berbahagia untukmu”

Apabila cinta tidak berhasil…BEBASKAN dirimu!!
Biarkan hati mu kembali melebarkan sayapnya dan terbang ke alam bebas LAGI…

Ingatlah!
Bahwa kamu mungkin menemukan cinta dan kehilangannya…
tapi ketika cinta itu mati…
kamu tidak perlu MATI bersamanya…

Orang terkuat BUKAN mereka yang selalu menang…
MELAINKAN mereka yang tetap berdiri tegap ketika mereka jatuh…
Entah bagaimana …dalam perjalanan kehidupan, kamu belajar tentang dirimu sendiri …
dan menyadari bahwa penyesalan tidak seharusnya terjadi…
HANYALAH penghargaan abadi atas pilihan-pilihan kehidupan yang telah kamu buat.

TEMAN SEJATI…
mengerti ketika kamu berkata “Aku lupa”
menunggu selamanya ketika kamu berkata, “Tunggu sebentar”
tetap tinggal ketika kamu berkata, “Tinggalkan aku sendiri”
membuka pintu meskipun kamu BELUM mengetuk…

MENCINTAI…
BUKANlah bagaimana kamu melupakan…melainkan bagaimana kamu MEMAAFKAN!
BUKAN bagaimana kamu mendengarkan…melainkan bagaimana kamu MENGERTI!
BUKAN apa yang kamu lihat…melainkan apa yang kamu RASAKAN!
BUKAN bagaimana kamu melepaskan…melainkan bagaimana kamu BERTAHAN!

Lebih berbahaya mencucurkan air mata dalam hati dibandingkan menangis tersedu-sedu…
Air mata yang keluar dapat dihapus…sementara air mata yang tersembunyi menggoreskan luka yang tidak akan pernah hilang …
Dalam urusan cinta, kita SANGAT JARANG menang!

Tapi ketika cinta itu TULUS…
meskipun kalah, kamu TETAP MENANG hanya karena kamu berbahagia…dapat mencintai seseorang LEBIH dari kamu mencintai dirimu sendiri

Akan tiba saatnya dimana kamu harus berhenti mencintai seseorang BUKAN karena orang itu berhenti mencintai kita
MELAINKAN karena kita menyadari bahwa orang itu akan lebih berbahagia apabila kita melepaskannya .

Apabila kamu benar-benar mencintai seseorang , jangan lepaskan dia…
Jangan percaya bahwa melepaskan SELALU berarti kamu benar-benar mencintai,
MELAINKAN… BERJUANGlah demi cintamu!
Itulah CINTA SEJATI!

Lebih baik menunggu orang yang kamu inginkan DARIPADA berjalan bersama ‘yang tersedia’

Kadang kala, orang yang kamu cintai adalah orang yang PALING menyakiti hatimu dan kadang kala, teman yang menangis bersama mu adalah CINTA yang tidak kamu sadari…

Pribadi Muslim ..

Bismillahir rohmaanir rohiim..

Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakauh..

Dalam sebuah majelis, Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam pernah ditanya para sahabat. ''Ya Rasulullah, apa ciri-ciri pribadi Muslim?'' Rasulullah menjawab, ''Ciri-ciri Muslim itu, apabila dia melihat kamu, maka dia mendekat kepadamu, kemudian dia menyegerakan salam. Lalu kau lihat tampak pada wajahnya selalu tersenyum. Lalu, dia akan lebih awal menjulurkan tangannya untuk bersalaman. Kalau kau dekat dengan dia, kau mencium wanginya. Kalau kau bicara dengan dia perhatikan baik-baik, pasti dia mengajakmu selamat dunia akhirat. Mau berbicara tentang apa saja, pada akhirnya mengajak kamu selamat di akhirat. Kalau berurusan dengannya, dia permudah. Itulah ciri-ciri pribadi Muslim.'' (Muttafaq 'Alaih).

Betapa sederhananya pribadi seorang Muslim yang digambarkan Rasulullah Sallallhu 'alaihi Wasallam di atas. Gambaran tadi kelihatannya sangat ringan, namun dalam praktiknya berat dilakukan.
Intinya, seseorang baru bisa dikatakan Muslim kalau orang lain merasanya aman dari tangan, lisan, dan perbuatannya. Pribadi Muslim selalu dekat dengan Allah.

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS.Al Baqarah:32)

Orang kalau sudah mendekat kepada Allah, maka akan sayang dengan makhluk Allah. Orang kalau sudah sujud, dia berdoa dengan rasa takut, dengan berharap amat sangat, dampaknya dia akan senang berbuat kebaikan.

Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan kepadamu dan (juga) orang yang telah taubat beserta kamu dan janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa yang kamu kerjakan. (QS.Huud:112)

Seorang Muslim itu laksana cahaya. Kalau dia sudah bercahaya, pasti menerangi kanan-kirinya karena dia mengakses nur Allah. Seorang Muslim menerangi bukan hanya hatinya, tapi pikirannya, pendengarannya, tingkah lakunya, pakaiannya, rezekinya, rumahnya, kamarnya, tamannya. Di manapun dia berada membawa cahaya, dan cahaya itu tidak bisa dikalahkan dengan kegelapan.

Seorang pribadi Muslim meyakini adanya hari akhirat, dia menjadikan, dunia ini untuk akhiratnya. Hidupnya untuk Yang Mahahidup. Bukan hidup untuk hidup, yang pada akhirnya berlomba-lomba untuk menjadikan semuanya komoditas. Sehingga, mengejar popularitas, jabatan, dan kekayaan.

Seorang pribadi Muslim tahu, waktu yang diberikan Allah ini sempit untuk di dunia. Makanya seorang Muslim ingin membuat kenangan yang panjang. Wa ammaa bini'mati robbika fahaddits
(Dan terhadap nikmat Tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya [dengan bersyukur). (QS Adh Dhuhaa [93]: 11)
Wallahu a'lam Bishawab

Wallahi Taufiq Wal Hidayah ..Semoga bermanfaat ..Amiin Ya Rabb

Subhanaka Allahuma wa bihmdika asyhadu ala ilaha illa anta astaghfiruka wa atubu ilaik....

Wassalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh ...

Selasa, 23 Agustus 2011

Ciri-ciri Ikhwan (Muslim yang Baik dan Taat)..

Saudaraku di jalan Allah ciri-ciri ikhwan sejati ini sengaja kita kelompokkan dalam versi muhasabah cinta, sebagai muhasabah bagi kita juga tentunya apakah kita bagian ikhwan yang dimaksud,semoga kita menjadi muslim terbaik,yang menjadi teladan bagi sekeliling kita,keberadaan kira menjadi ruh baru di lingkungan kita..semoga….amin ya Allah.
Ciri-ciri Ikhwan (Muslim yang Baik dan Taat) :

-mencintai Allah,Rosulnya dan jihad dijalanNya
-menundukkan pandangan dengan wanita yang tidak muhrim baginya
-sholatnya tepat waktu dan sholat lima waktu di mesjid
-senantiasa merindukan pertemuan mingguan/halaqoh
-tidak pacaran tapi PACARAN(pakai cara nikah)
-senantiasa menambah wawasan keislamannya
-waktu luangnya dipakai membaca al-quran
-tidak apatis dengan tetangga,atau orang yang belum mengenal dakwah
-tidak memanjangkan kumis,memanjangkan jenggotnya(meskipun sedikit) sebagai pelaksanaan sunah,tidak memakai cincin emas,dan baju sutra.
-menjaga hijab dengan wanita yang tidak muhrim baginya
-rajin menghafal al quran
-berprestasi di lingkungannya
-bila menjadi suami,ia menjadi qawwam yang baik kepada anak dan istrinya
-selalu terdepan menyambut seruan dakwah
-keikhlasan selalu menjadin kunci dalam beramal
-bila menjadi seorang guru dia menjadi tempat bertanya yang disenangi dan menjadi bengkel ruhi bagi binaanya
-sesibuk apapun 1 juz al qur’an senantiasa menemaninya dalam sehari
-berusaha selalu menambah pemahamannya dalam dakwah termasuk dakwah siyasi
-senantiasa berbaik sangka kepada saudara seiman
-bila menjadi ayah,ia menjadi orang terdekat bagi anak-anaknya.
-selalu tersenyum bila bertemu dengan saudara seiman
-minimal membina /mengajak orang kepada kebaikan
-menyayangi orangtuanya dan senantiasa mendoakan mereka
-membersihkan jiwanya dengan cara menikah
-selalu semangat mengikuti setiap agenda dakwah
-memandangnya mengingatkan kita pada Allah……….

Semoga bisa bermanfaat buat ikhwah semua....

Senin, 22 Agustus 2011

Nilai Kehidupan..

Alkisah, ada seorang pemuda yang hidup sebatang kara. Pendidikan rendah, hidup dari bekerja sebagai buruh tani milik tuan tanah yang kaya raya. Walapun hidupnya sederhana tetapi sesungguhnya dia bisa melewati kesehariannya dengan baik.

Pada suatu ketika, si pemuda merasa jenuh dengan kehidupannya. Dia tidak mengerti, untuk apa sebenarnya hidup di dunia ini. Setiap hari bekerja di ladang orang demi sesuap nasi. Hanya sekadar melewati hari untuk menunggu kapan akan mati. Pemuda itu merasa hampa, putus asa, dan tidak memiliki arti.

"Daripada tidak tahu hidup untuk apa dan hanya menunggu mati, lebih baik aku mengakhiri saja kehidupan ini," katanya dalam hati. Disiapkannya seutas tali dan dia berniat menggantung diri di sebatang pohon.

Pohon yang dituju, saat melihat gelagat seperti itu, tiba-tiba menyela lembut. "Anak muda yang tampan dan baik hati, tolong jangan menggantung diri di dahanku yang telah berumur ini. Sayang, bila dia patah. Padahal setiap pagi ada banyak burung yang hinggap di situ, bernyanyi riang untuk menghibur siapapun yang berada di sekitar sini."

Dengan bersungut-sungut, si pemuda pergi melanjutkan memilih pohon yang lain, tidak jauh dari situ. Saat bersiap-siap, kembali terdengar suara lirih si pohon, "Hai anak muda. Kamu lihat di atas sini, ada sarang tawon yang sedang dikerjakan oleh begitu banyak lebah dengan tekun dan rajin. Jika kamu mau bunuh diri, silakan pindah ke tempat lain. Kasihanilah lebah dan manusia yang telah bekerja keras tetapi tidak dapat menikmati hasilnya."

Sekali lagi, tanpa menjawab sepatah kata pun, si pemuda berjalan mencari pohon yang lain. Kata yang didengarpun tidak jauh berbeda, "Anak muda, karena rindangnya daunku, banyak dimanfaatkan oleh manusia dan hewan untuk sekadar beristirahat atau berteduh di bawah dedaunanku. Tolong jangan mati di sini."

Setelah pohon yang ketiga kalinya, si pemuda termenung dan berpikir, "Bahkan sebatang pohonpun begitu menghargai kehidupan ini. Mereka menyayangi dirinya sendiri agar tidak patah, tidak terusik, dan tetap rindang untuk bisa melindungi alam dan bermanfaat bagi makhluk lain".

Segera timbul kesadaran baru. "Aku manusia; masih muda, kuat, dan sehat. Tidak pantas aku melenyapkan kehidupanku sendiri. Mulai sekarang, aku harus punya cita-cita dan akan bekerja dengan baik untuk bisa pula bermanfaat bagi makhluk lain".

Si pemuda pun pulang ke rumahnya dengan penuh semangat dan perasaan lega.

Teman-teman yang luar biasa,

Kalau kita mengisi kehidupan ini dengan menggerutu, mengeluh, dan pesimis, tentu kita menjalani hidup ini (dengan) terasa terbeban dan saat tidak mampu lagi menahan akan memungkinkan kita mengambil jalan pintas yaitu bunuh diri.

Sebaliknya, kalau kita mampu menyadari sebenarnya kehidupan ini begitu indah dan menggairahkan, tentu kita akan menghargai kehidupan ini. Kita akan mengisi kehidupan kita, setiap hari penuh dengan optimisme, penuh harapan dan cita-cita yang diperjuangkan, serta mampu bergaul dengan manusia-manusia lainnya.

Maka, jangan melayani perasaan negatif. Usir segera. Biasakan memelihara pikiran positif, sikap positif, dan tindakan positif. Dengan demikian kita akan menjalani kehidupan ini penuh dengan syukur, semangat, dan sukses luar biasa!